Tulisan Mengikuti Cursor di Blog

Senin, 26 Oktober 2020

LAPORAN OBSERVASI MANAJEMEN PROYEK

-newline"> MANAJEMEN PROYEK
LAPORAN OBSERVASI Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Proyek yang diampuh oleh Hj. Nina Lamatenggo,SE.M.pd dan Dr. Arwildayanto, S.pd,M.Pd oleh Kelompok III kelas 4C/MP Meylan Yusuf (131418055) Nur Ayin Ontalu (131418057) Salma Buhungo (131418060) Delta Wahyuly Gani (131418063) Sariti Abdul Hasan (131418065) Riska hulopi (131418067) Mus N. Ismail (131418072) Meisin Lakoro (13141803) Yumi Sri Mauzia Salaka (131418076) Atika R. Mohune (131418080)
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
2020

ii
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tentang “Manajemen Proyek” Adapun laporan ini telah kami susun semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan laporan ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki laporan ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari laporan ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca. Gorontalo, Maret 2020 Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Waktu dan Tempat ................................................................................. 1 C. Tujuan .................................................................................................... 1 D. Manfaat................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................. 3 A. Pengertian Manajemen Proyek .............................................................. 3 B. Tujuan dan Mamfaat Manajemen Proyek .............................................. 4 C. Tahapan atau Fase Manajemen Proyek ................................................. 4
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 7 A. Tipe Penelitian ....................................................................................... 7 B. Sumber Data .......................................................................................... 7 C. Fokus Penelitian ..................................................................................... 8 D. Lokasi Penelitian ................................................................................... 11 E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 11 F. Teknik Pengumpukan Data .................................................................... 12 G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 13
BAB IV HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN .............................. 16 A. Gambaran Umum Lokasi Proyek ........................................................ 16 B. Waktu dan Tempat Observasi .............................................................. 16 C. Hasil Wawancara ................................................................................ 16
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 19 A. Kesimpulan ............................................................................................ 19 B. Saran ...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 20
LAMPIRAN ................................................................................................... 21

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan di Indonesia cukup pesat. Ini dibuktikan dengan banyaknya pembangunan infrastruktur seperti bangunan bangunan air seperti bendungan dan tanggul, serta bangunan transportasi seperti jembatan dan bandara. Sehingga berbagai ilmu pembangunan dipelajari mahasiswa dalam jurusan manajemen pendidikan di perguruan tinggi. Salah satunya adalah Manajemen Proyek dimana dalam mata kuliah ini diajarkan mengenai bangunan proyek. Untuk lebih memahami mata kuliah ini maka observasi di lapangan proyek perlu dilakukan. Observasi dilakukan di pembangunan Ruko yang berlokasi di Jalan Agusalim. Dalam kegiatan observasi, mahasiswa mengamati berbagai macam pelaksanaan proyek dari mulai struktur, arsitektur, serta pelaporan kegiatan proyek. Selama masa observasi, mahasiswa cenderung mengamati proses struktural seperti pengecoran pelat, balok dan kolom serta penulangan dan pembekistingan. Dalam proses struktural juga perlu diperhatikan beberapa proses tata laksana, misalnya adalah dilakukannya uji kekentalan adonan beton sebelum dilakukan pengecoran serta diambilnya beberapa sampel untuk diuji kekuatannya. Dalam laporan ini dimuat hasil observasi serta data-data proyek pembangunan ruko, dari mulai evaluasi, rekapitulasi, hingga dokumentasi.
B. Waktu dan Tempat Observasi dilaksanakan selama 1 hari, pada tanggal 27 Februari 2020 dengan waktu menyesuaikan perkuliahan. Tempat pelaksanaan observasi yakni berada pada Proyek Pembangunan Ruko yang bertempat di Jalan Agusalim.
C. Tujuan Adapun tujuan dari pelaksanaan observasi yaitu: 1. Memberikan pengalarnan bagi mahasiswa tentang suasana pekerjaan di lapangan 2. Menambah pengetahuan yang selama ini hanya didapat di perkuliahan dalam kelas
2 3. Dapat mengetahui sccara langsung proses pekerjaan di lapangan proyek serta bisa menjadikannya sIalu informasi baru. 4. Mampu membandingkan antara teori dan praktek di lapangan.
D. Manfaat Manfaat yang didapatkan melalui kegiatan observasi ini alalah bertambahnya informasi dan pengetahuan mahasiswa mengenai lingkungan pekerjaan proyek, khususnya bangunan gedung. Serta dapat melihat secara langsung, pekerjaan-pekerjaan dalam Proyek Pembangunan Ruko yang dapat dijadikan bekal pengetahuan untuk perkuliahan maupun yang bekerja.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta pengendalian), untuk dapat mencapai tujuan-tujuan proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik, dan pada umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah. Proyek selalu bersifat sementara atau temporer dan sangat kontras dengan bisnis pada umumnya (Operasi-Produksi) dimana OperasiProduksi mempunyai sifat perulangan (repetitif), dan aktivitasnya biasanya bersifat permanen atau mungkin semi permanen untuk menghasilkan produk atau layanan (jasa/servis). Pada prakteknya, tipe manajemen pada kedua sistem ini sering berbeda, dengan kemampuan teknis dan keputusan manajemen strategis yang spesifik. Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek dengan menyadari adanya batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya. Pada umumnya batasan-batasan itu adalah ruang lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan dan anggaran pekerjaan. Dan hal ini biasanya disebut dengan "triple constrains" atau "tiga batasan". Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan harkat dan martabat individu dalam menjalankan proyek, maka batasan ini kemudian berkembang dengan ditambahkan dengan batasan keempat yaitu faktor keselamatan. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengoptimasikan dan pengalokasian semua sumber daya dan mengintegrasikannya untuk mencapai tujuan proyek yang telah ditentukan. Berikut definisi dan pengertian manajemen proyek dari beberapa sumber buku: 1. Menurut Husen (2009), manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknik yang terbaik dan dengan
4 sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja. 2. Menurut Sarno (2012), manajemen proyek adalah suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengontrol sumber daya perusahaan dengan sasaran jangka pendek untuk mencapai goal objective yang spesifik. 3. Menurut Haming dan Basalamah (2010), manajemen proyek merupakan kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan dengan mempergunakan pendekatan sistem dan hierarki, baik vertikal maupun horizontal.
4. Menurut Kerzner (2013), manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan.
B. Tujuan dan Manfaat Manajemen Proyek Menurut Ismael (2013), manajemen proyek memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian proyek. 2. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi di luar dari perencanaan biaya yang telah direncanakan 3. Kualitas sesuai dengan persyaratan.
4. Proses kegiatan sesuai persyaratan. Adapun manfaat adanya manajemen proyek adalah sebagai berikut: 1. Efisiensi, baik dari segi biaya, sumber daya maupun waktu. 2. Kontrol terhadap proyek lebih baik, sehingga proyek bisa sesuai dengan scope, biaya, sumber daya dan waktu yang telah ditentukan 3. Meningkatkan kualitas. 4. Meningkatkan produktivitas. 5. Bisa menekan risiko yang timbul sekecil mungkin.
5 6. Koordinasi internal yang lebih baik. 7. Meningkatkan semangat, tanggung jawab serta loyalitas tim terhadap proyek, yaitu dengan penugasan yang jelas kepada masing-masing anggota tim.
C. Tahapan atau Fase Manajemen Proyek Menurut Bakhtiyar, dkk (2012), manajemen proyek terdiri dari tiga fase atau tahap, yaitu: 1. Perencanaan (Planning). Kegiatan perencanaan mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi tim 2. Penjadwalan (Schedulling). Kegiatan ini menghubungkan antara tenaga kerja, uang dan bahan yang digunakan dalam proyek. 3. Pengendalian (Controlling). kegiatan ini mencakup pengawasan sumber daya, biaya, kualitas dan budget jika perlu merevisi, mengubah rencana, menggeser atau mengelola ulang sehingga tepat waktu dan biaya. Sedangkan menurut Project Management Book of Knowladge (PMBOK) Guide, terdapat lima tahap siklus dalam manajemen proyek, yaitu sebagai berikut: 1. Inisiasi Tahap inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifikasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga diidentifikasikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk. 2. Perencanaan dan desain Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan pada tahap ini adalah membuat dokumentasi project plan, resource plan
6 financial plan, risk plan, acceptance plan, communication plan, procurement plan, contract supplier dan perform phare review. 3. Pelaksanaan dan konstruksi Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi. 4. Pemantauan dan sistem pengendalian Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol penyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek. 5. Penyelesaian Tahap ini merupakan akhir dari aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak dengan supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan laporan kepada semua stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran untuk proyek-proyek di masa yang akan datang.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, jenis ini berupaya menggambarkan kejadian atau fenomena sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, dimana data yang dihasilkan berupa kata - kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2006:4). Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2006:5) menyatakan bahwa, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Sedangkan Jane Richie dalam Moleong (2006:6) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainlain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat dikatakan bahwa, penelitian kualitatif berusaha melihat, mengetahui, serta menggambarkan fenomena tertentu terhadap Pembangunan Ruko berdasarkan apa adanya, sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Kaitan dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan tentang manajemen proyek pembangunan Ruko.
B. Sumber Data Menurut Nawawi dan Martini (2006:98), data merupakan bentuk tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, hasil pemikiran dan pengetahuan seseorang tentang segala sesuatu yang dipertanyakan sehubungan dengan masalah penelitian. Data penelitian terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu : 1. Data Primer Data primer adalah data atau tindakan (informan) yang diperoleh peneliti selama berada dilokasi penelitian. Dalam penelitiaan ini data dapat diperoleh dari
8 respon penelitian, baik observasi, wawancara maupun dokumentasi kepada pihakpihak yang berkaitan dalam Pembangunan Ruko 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Adapun data sekunder yang didapat peneliti adalah data-data dokumen berupa gambar proyek yang akan dibangun, foto-foto yang berkaitan dengan pembangunan Ruko.
C. Fokus Penelitian Menurut Moleong (2006:93), dalam penelitian kualitatif hal yang harus diperhatikan adalah masalah dan fokus penelitian. Fokus memberikan batasan dalam studi dan batasan dalam pengumpulan data, sehingga dengan batasan ini peneliti akan fokus memahami masalah-masalah yang menjadi tujuan penelitian. Fokus penelitian dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif, sekaligus membatasi penelitian guna memilih data yang relevan dan data yang tidak relevan. Untuk dapat memahami secara lebih luas dan mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus penelitian. Kebijakan proyek pembangunan akan ditentukan oleh banyaknya variabel atau faktor, dan masing-masing variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain. Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu, dan waktu, serta keselamatan kerja. Selanjutnya Wulfram I. Ervianto menyatakan bahwa manajemen proyek terdiri dari Kegiatan Perencanaan (Perencanaan, Pengorganisasian), Kegiatan Pelaksanaan (Pengisian Staff, Pengarahan), Kegiatan Pengendalian (Pengendalian, Pengawasan, Pengkoordinasian) (Ervianto, 2005:4). Maka yang menjadi indikator fokus Penelitian ini adalah: 1. Manajemen Pembangunan Ruko 1) Kegiatan Perencanaan a. Perencanaan (Planning) Setiap proyek konstruksi selalu dimulai dengan proses perencanaan. Perkiraan jenis dan jumlah sumber daya yang
9 dibutuhkan dalam suatu proyek konstruksi menjadi sangat penting untuk mencapai keberhasilan proyek sesuai tujuannya. Kontribusi sumber daya dalam perencanaan adalah memungkinkan perumusan dari suatu rencana atau beberapa rencana yang akan memberi gambaran secara menyeluruh tentang metode konstruksi yang digunakan dalam mencapai tujuan. Bentuk perencanaan dapat berupa perencanaan metode kerja, perencanaan anggaran biaya, perencanaan program (rencana kegiatan beserta jadwal). b. Pengorganisasian (Organizing) Kegiatan ini bertujuan melakukan pengaturan dan pengelompokkan kegiatan proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan harapan. Tahap ini menjadi sangat penting karena ketidaktepatan pengaturan dan pengelompokkan kegiatan yang terjadi akan berakibat langsung terhadap tujuan proyek. 2) Kegiatan Pelaksanaan a. Pengisian Staff (Staffing) Tahap ini merupakan tahap awal dalam perencanaan personel yang akan ditunjuk sebagai pengelola pelaksanaan proyek. Kesuksesan proyek juga ditentukan oleh kecermatan dan ketepatan dalam memosisikan seseorang sesuai keahliannya. Meski demikian, ketepatan personel pada posisinya semata menjadi kurang berarti tanpa mempertimbangkan ketepatan waktu dari personel untuk menduduki jabatan sesuai keahliannya. b. Pengarahan (Directing) Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap sebelumnya. Jika tahap penempatan staff telah dilakukan dengan tepat maka tim tersebut harus mendapatkan penjelasan tentang lingkup pekerjaan dan paparan waktu untuk memulai dan menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tahap pengarahan dapat didefinisikan sebagai kegiatan mobilitas sumber daya yang dimiliki agar dapat bergerak sebagai kesatuan sesuai rencana yang telah dibuat. Termasuk didalamnya adalah memberikan motivasi dan melaksanakan koordinasi terhadap seluruh staff.
10 3) Kegiatan Pengendalian a. Pengendalian (Controlling) Pengendalian adalah proses penetapan atas apa yang telah dicapai, evaluasi kinerja dan langkah perbaikan bila diperlukan. Pemantauan kegiatan yang telah terjadi dilapangan harus dilakukan dari waktu ke waktu dan selanjutnya dilakukan pembandingan antara apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang telah terjadi. Jika realisasi prestasi kegiatan melebihi prestasi rencana maka dikatakan bahwa proyek dalam keadaan lebih cepat (up-schedule). Namun, apabila terjadi hal yang sebalikanya maka dikatakan proyek terlambat (behind schedule). Harapan pengelola proyek konstruksi tentunya adalah proyek selesai tepat waktu. b. Pengawasan (Supervising) Pengawasan dapat didefinisikan sebagai interaksi langsung antara individu- individu dalam organisasi untuk mencapai kinerja dalam tujuan organisasi. Proses ini berlangsung secara kontinue dari waktu ke waktu guna mendapatkan keyakinan bahwa pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai prosedur yang ditetapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam kenyataannya, kegiatan ini dilakukan oleh pihak pelaksana konstruksi dan pihak pemilik proyek. Pengawasan yang dilakukan oleh pelaksana konstruksi bertujuan mendapatkan hasil yang telah ditetapkan oleh pemilik proyek, sedangkan pengawasan oleh pemilik bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa apa yang akan diterimanya sesuai dengan apa yang dikehendaki. c. Pengkoordinasian (Coordinating) Pemantauan prestasi kegiatan dari pengendalian akan digunakan sebagai bahan untuk melakukan langkah perbaikan, baik proyek dalam keadaan terlambat atau lebih cepat. Semua permasalahan dalam proyekharus diselesaikan bersama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi sehingga diperlukan agenda acara yang mempertemukan semua unsur. Koordinasi dilakukan setiap periode waktu tertentu,
11 umumnya satu minggu sekali. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan dilakukan secara internal maupun eksternal. Koordinasi internal dilakukan untuk melakukan evaluasi diri terhadap kinerja yang telah dilakukan, terutama kinerja staff dalam organisasi itu sendiri, sedangkan koordinasi ekternal adalah proses evaluasi kinerja pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi (kontraktor, konsultan dan pemilik proyek). Hal ini menjadi sangat penting karena kelancaran pelaksanaan kegiatan sangat tergantung pada pemilik proyek, terutama dalam pengambilan keputusan yang bersifat mendesak. 2. Hambatan-hambatan dan kendala dalam proyek pembangunan Ruko. Beberapa hal yang tidak diharapkan dan tidak diantisipasi terjadi dan mempengaruhi waktu penyelesaian yang dibutuhkan.
D. Lokasi Penelitian Menurut Moleong (2006:128), lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian terutama dalam menangkap fenomena atau peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-data penelitian yang akurat. Dalam penentuan lokasi penelitian, cara terbaik yang ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori substantif dan menjajaki lapangan untuk mencari kesesuaian dengan kenyataan. Selain di perlu pertimbangkan dalam penentuan lokasi penelitian seperti, keterbatasan geografi dan praktis seperti waktu, biaya serta tenaga. Dengan mempertimbangkan hal di atas dan membatasi penelitian, maka lokasi penelitian dan unit analisis dalam penelitian ini ditentukan dengan sengaja (purposive) yang akan dilakukan di Jalan Agussalim tepatnya pembangunan Ruko.
E. Instrumen Penelitian Instrumen peneliti yang digunakan untuk membantu pengumpulan data, menurut Moleong (2006:163), antara lain: 1. Peneliti sendiri, yaitu peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang terjadi di tempat penelitian dengan menggunakan alat panca indra. Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari
12 pengamatan, namun peran penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya. 2. Perangkat penunjang lainnya, seperti pedoman wawancara (interview guide), pedoman dokumenter, pedoman observasi dan menggunakan alat bantu lainnya (buku catatan, ballpoint, pensil, Handphone,). Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti akan menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut: a. Peneliti sendiri b. Pedoman wawancara yang bersifat terbuka, buku catatan, ballpoint, handphone yang dapat digunakan sebagai dokumentasi foto dan rekaman hasil wawancara.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menurut Hasan dalam Moleong (2006:158) adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Mendalam (indepht interview) Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarainya. Dalam mengumpulkan data melalui wawancara ini, peneliti menggunakan teknik snowball sampling yaitu bentuk sampling nonprobabilitas, dimana pengumpulan data dimulai dari beberapa orang yang memenuhi kriteria untuk dijadikan anggota sampel. Pada penelitian ini, peneliti berhasil mewawancarai beberapa informan yang merupakan pemilik bangunan ruko dan mandor terkait dengan penelitian ini. Adapun Informan yang berhasil peneliti wawancarai terkait dengan Pembangunan Ruko adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Daftar Nama Informan
No Informan Peran / Jabatan 1 Bapak Imron Djafar Pemiliki Ruko 2 Bapak Soni Selaku Mandor dalam Pembangunan Ruko
13 2. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Namun dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan dokumen berbentuk tulisan dan gambar. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiono, 2005:82). Teknik ini digunakan untuk menghimpun berbagai informasi yang berhubungan dengan pembangunan Ruko serta adanya dokumentasi foto dan surat – surat. 3. Observasi Data observasi merupakan deskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial serta konteks dimana kegiatan-kegiatan itu terjadi. Teknik ini digunakan jika penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan responden yang diamati tidak terlalu besar. Dengan demikian teknik ini digunakan untuk merekam data-data primer berupa peristiwa atau siatuasi sosial tertentu pada lokasi penelitian yang berhubungan dengan fokus penelitian. Pada penelitian ini peneliti melakukan observasi secara langsung melihat kedaerah penelitian yaitu pada Lokasi Pembangunan Ruko Adapun instrumen yang digunakan adalah catatan-catatan lapangan dan kamera foto.
G. Teknik Analisis Data Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2006:248), analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan dengan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010:334) yaitu : 1. Reduksi data (Data Reduction), Yaitu suatu proses sebagai pemilihan, pemisahan, penyederhanaan, merangkum, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam penelitian ini, data
14 yang berkaitan dengan kebijakan proyek pembangunan Ruko kemudian dituangkan dalam uraian atau laporan lengkap dan terperinci. Laporan tersebut akan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal penting kemudian dicari tema atau polanya. Reduksi data dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Kemudian laporan dituangkan dalam uraian lengkap dan terperinci. 2. Penyajian data (Data Display), Yaitu penyusunan sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Pada penelitian ini, secara teknis data-data yang berkaitan dengan kebijakan proyek pembangunan Ruko akan di organisir kedalam matriks analisis data yang disajikan kedalam bentuk teks naratif, foto dan gambar, tabel, dan bagan. Penyajian data tersebut dilakukan dengan mendeskripsikan hasil temuan dalam wawancara di lapangan terhadap informasi yang menghadirkan dokumen sebagai penunjang data. 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion drawing/verification) Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung, yaitu sejak awal memasuki lokasi penelitian dan selama penyimpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan yang tentatif. Berikut ini adalah gambar dari analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman (1992) dalam (Sugiono, 2005:92). Gambar tersebut akan memberikan gambaran bahwasannya dalam melakukan analisis data kualitatif dapat dilakukan bersamaan dengan pengambilan data, proses tersebut akan berlangsung secara terus-menerus sampai data yang ditemukan sudah jenuh.
15
Bagan 3.Model interaktif menurut Miles dan Huberman (1992)
Pengumpulan
Data
Penyajian
Data
R eduksi
Data
Kesimpulan /
Verifikasi
16
BAB IV
HASIL OBSERVASI
A. Gambaran Umum Lokasi Proyek Nama Pemilik : Imron Djafar Alamat : Jl. Agusalim Luas Bangunan :50 x 10,20 m Nama Mandor : Soni Jumlah pekerja : 36 orang Pewawancara : Kelompok 3 Narasumber : Pemilik dan Mandor
B. Waktu dan Tempat Observasi Hari/tanggal : Kamis, 27 Februari 2020 Alamat : Jl. Agusalim
C. Hasil Wawancara
Wawancara dengan mandor Hari kamis, 27 februari 2020 kami melakukan wawancara observasi dengan seorang mandor yang berada di proyek pembangunan ruko atas nama bapak Soni. P :Ass pak,mohon maaf mengganggu kerja bapak. Kami ingin mengajukan beberapa pertanyaan sehubungan dengan pembangunan proyek ini.Sebenarnya bangunan ini dibuat untuk apa ?
17 N :untuk pembangunan ruko P :bapak sebagai mandor, apakah ada penilaian khusus untuk penilaian agar bisa bekerja dengan bapak atau apakah mereka harus mengetahui semua yang harus di lakukan di proyek ini ? N :semua pekerja sudah memiliki tugasnya masing-masing P :Apakah semua pekerja disini memang yang sudah pernah bekerja sama dengan bapak atau berdatangan dari luar daerah ? N :memang sudah pernah bekerja P :berapa lantai ruko ini ? N :3 tapi ada perubahan lagi P :pak, ini ruko untuk apa ? N :untuk toko bahan-bahan kue P :kalo dari bapak sendiri, apakah bapak sudah menentukan berapa campuran semen dan pasir ? N :1 : 5 P :untuk batu bata di produksi sendiri atau dibeli dari penjual batu bata ? N :ada memang tempat yang menjual batu bata jadi langsung di beli disana P :berapa harga untuk 1 batu bata ? N :700rupiah P :untuk pengerjaan selama ini sudah berapa banyak batu bata yang terpakai? N :15 ribu batu bata P :menurut bapak, pengerjaan bangunan ruko ini sudah berapa persen ? N :60% P :berapa jam jadwal kerja ? N :1 hari 8 jam kerja, dari jam 8 sampai jam 12 dan jam 1 sampai jam 5 P :Apakah pekerja ada yang lembur ? N :belum, sampai saat ini belum. Lembur jika sudah waktunya mepet biasanya lembur kerja dari jam 6 sampai jam 10. P :Berapa bantal semen yang terpakai sampai saat ini ? N :1000 lebih P :Untuk perkiraan selesai bangunan, berapa bantal pemakaian semen sampai selesai ? N :tergantung pemakaian, tidak bisa di prediksi. P :Berapa proyek yang sudah bapak kerjakan sampai saat ini ? N :tidak terhitung . P :Darimana pasir yang digunakan ini diambil ? N :dari talumolo dan pilohayanga
18
Wawancara dengan pemilik Hari kamis, 27 februari 2020 kami melakukan wawancara observasi dengan pemilik proyek untuk pembangunan ruko atas nama bapak Imron Djafar. P : Ass pak,mohon maaf mengganggu waktu bapak. Kami ingin mengajukan beberapa pertanyaan sehubungan dengan pembangunan proyek ini berapa anggaran yang di targetkan untuk pembangunan ruko ? N :kalo anggaran 600 jutaan P :berapa anggaran yang sudah terpakai selama ini ? N :70% P :Apakah 600 juta sudah termasuk dalam gaji pekerja? N :sudah masuk P :kenapa memilih lokasi ini untuk pembangunan ruko ini ? N :karena ini merupakan perluasan atau renovasi dari toko saya di depan P :berapa gaji karyawan ? N :pekerja sudah memiliki gaji pasaran jadi sudah dibicarakan dengan mandor tinggal mandor yang mengurus pencairan gaji pekerja P :pekerja digaji tiap bulan, hari, atau minggu ? N :pekerja di gaji tiap minggu P :berapa gaji perminggu ? N :18 jutaan perminggu untuk semua pekerja, tapi tergantung dari pekerjaan mereka atau tingkat kesulitan pekerjaan P :berapa Jumlah pekerja ? N :36 orang P :kapan pengerjaan di mulai dan target selesai pembangunan ruko ini ? N :sejak bulan November 2020 dan ditargetkan Mei 2020 P :berapa harga besi per ujungnya ? N :macam-macam, ada yang Rp.42.000,Rp. 60.000, Rp. 100.000 tergantung ukuran besi 16ml,12ml,10ml, dan 8ml P :saya melihat bamboo-bambu disini, bamboo disini di gunakan sebagai apa ?N :penyanggah untuk cor P :bamboo-bambu ini diambil dari mana pak ? N :dari supplier
19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Manajemen Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan, untuk mencapai tujuan dan hasil yang baik, maka dari itu mandor dan para pekerja lainnya harus bekerja sama untuk dapat menyelesaikan proyek tersebut dalam halnya pembangunan ruko. Pada tahap perencanaan ini, dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung. Dan dalam kegiatan ini dilakukan oleh pihak pelaksana konstruksi dan pihak pemilik proyek. Pengawasan yang dilakukan oleh pelaksana konstruksi bertujuan agar mendapatkan hasil yang telah ditetapkan oleh pemilik bangunan ruko tersebut. Dan untuk pembangunan ruko ini ditargetkan pada bulan mei 2020.
B. Sara Kami menyajikan informasi Manajemen Proyek tentang Pembangunan Ruko dengan berbagai sumber yang kami ambil dan kami gunakan, namun semua ini jauh dari kata kesempurnaan, untuk itu para pembaca bisa dapat memberikan masukan informasi, atau kritikan dengan Laporan yang kami buat untuk tambahan pengetahuan.
20
DAFTAR PUSTAKA Husen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta: Andi Offset. Sartno, Riyanarto. 2012. Analisis dan Desain Berorientasi Servis Aplikasi Manajemen Proyek. Yogyakarta: Andi Offset. Haming, M. Dan Basamalah, S. 2010. Studi Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara Kerzner, Harold. 2010. Project Management: A Systems Approach to Planning, Scheduling, and Controlling. New Jersey: John Wiley & Sons.
21
LAMPIRAN

22


Rabu, 27 November 2019

Psikologi Manajemen Pendidikan

Pendahuluan
   (Jalaluddin, 1997:15), Pendidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa kemampuan dasar dan kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan makhluk sosial serta dalam hubungannya dengan alam sekitarnya agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab.  Selanjutnya, konsep pendidikan dikembangkan pula oleh Sa’ud (2009:6) yang merumuskan konsep pendidikan sebagai  upaya yang dapat digunakan untuk mempercepat pengembangan potensi manusia sehingga mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat didik dan mendidik. Selain itu, pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, moral, serta keimanan, dan ketakwaan manusia.
Kesimpulan dari beberpa pengertian di atas, pendidikan adalah rangkaian usaha membibing dan mengarahkan potensi manusia sehingga mampu mengemban tugas yang diberikan kepadanya.
Pentingnya peran dan fungsi pendidikan secara konseptual akan menjadi semakin berarti dengan adanya realisasi pelaksanaan pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan melalui suatu proses manajemen yang baik.
Manajemen dalam pendidikan diungkapkan oleh Soebagio Atmodiwiro (2002:23) sebagai suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama. Dengan demikian, manajemen telah menempati kedudukan sentral di lembaga pendidikan dalam upaya pembinaan dan pengembangan kegiatan kerjasama kelompok manusia dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.
Kajian teroritis mengenai psikologi tertuang dalam konsep psikologi pendidikan yang dijelaskan oleh khodijah (2011:9) sebagai cabang psikologi yang khusus menguraikan aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan cabang-cabang psikologi semakin berkembang sesuai dengan bidang penerapannya. Dalam bidang pendidikan juga berkembang psikologi belajar, psikologi belajar, psikologi intelegensi, psikologi motivasi, dan sebagainya.
Dengan demikian untuk menghadapi tantangan global, manajemen pendidikan diarahkan pada pemberdayaan manusia agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Karena pentingnya pemahaman mengenai bagaimana implikasi dan fungsi tinjauan psikologi dalam manajemen pendidikan diperlukan kajian lebih lanjut terhadap hal tersebut.

Hakekat Psikologi Manajemen Pendidikan
            Psikologi berasal dalam  bahasa Inggris  dienal dengan istilan psycology yang berakar dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa. Woodworth (1955:3) memberikan batasan tentang psikologi sebagai berikut: Psychology can be defined as the science of the activities of the individual (psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia).
Pengembangan kajian ilmiah psikologi dilakukan oleh Khodijah (2011:3) dengan merumuskan definisi psikologi sebagai sebuah ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas atau gejala-gejala psikis yang tercermin dalam perilaku manusia dan hewan dengan aplikasinya untuk mengatasi problem-problem yang dialami manusia. Adapun, Syah (2010:10) mendefinisikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan, dan kejadian yang ada disekitar manusia.
Upaya memperjelas kajian psikologi membutuhkan batasan atas objek kajian psikologi sebab menurut Khodijah (2011:4) objek yang tertentu merupakan ciri utama sebuah ilmu, karena objek itulah yang akan menunjukkan pokok penelitian dan pembahasan dalam bidang ilmu. Tanpa keberadaan objek, maka tidak akan ada kejelasan bidang cakupan dan pertanggung jawaban keilmuanua. Objek sebuah ilmu terdiri dari dua macam yaitu objek material dan objek formal.  Objek material meliputi fakta-fakta, gejala-gejala, atau pokok-pokok yang nyata dipelajari atau diselidiki oleh suatu ilmu, sedangkan objek formal adalah sebuah ilmu yang tercermin dari definisi atau batasan dari ilmu yang bersangkutan.
Rincian akan objek kajian dalam psikologi dirumuskan oleh Purwanto (2010:2) sebagai berikut: objek material merupakan objek yang dipandang secara keseluruannya. Sedangkan objek formal adalah objek yang dipandang menurut aspek mana yang dipentingkan dalam penyelidikan objek kajian psikologi. Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa objek kajian psikologi berupa objek material psikologi adalah segala yang berhubungan manusia, sedangkan objek formal adalah perilaku dari manusia itu sendiri. Dengan demikian dari berbagai rumusan definisi psikologi yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan psikologi adalah ilmu yang mempelajari psikis dan tingkah laku manusia yang berhubungan dengan interaksi manusia dengan lingkunganya.

Persfektif Psikologi untuk Manajemen Pendidikan
            Hubungan psikologi dalam dunia pendidikan sangat erat sebab dalam lingkungan pendidikan yang menjadi tempat terlibatnya individu yang saling berinteraksi yang akan menimbulkan gejala-gejala psikologi serta tingkah laku yang  berbeda antara yang satu dengan yang lainya.
Syah (2010:18) menjelaskan setidaknya ada 10 macam kegiatan dalam pendidikan yang banyak memerlukan prinsip-prinsip psikologis yakni: 1) seleksi penerimaan siswa baru; 2) perencanaan pendidikan; 3) penyusunan kurikulum; 4) penelitian pendidikan; 5) administrasi kependidikan; 6) pemilihan materi pelajaran; 7) interaksi mengajar-belajar; 8) pelayanan bimbingan dan penyuluhan; 9) metodologi mengajar; dan 10) pengukurun dan evaluasi.
            Tinjauan manajemen pendidikan dalam persfektif psikologi dapat ditinjau dari aspek fungsi manajemen pendidikan, dalam hal ini dapat dihubungkan tinjuan manajeman pendidikan dalam persfektif psikologi melalui telaah fungsi manajeman.
Dari kelima fungsi tersebut maka ada empat aspek dari fungsi tersebut yang dapat diuraikan tinjauan manajemen pendidikan dalam persfektif psikologi yaitu sebagai berikut pertama, fungsi perencanaan mencakup berbagai kegiatan menentukan kebutuhan, penentuan strategi pencapaian tujuan, menentukan isi program pendidikan, dan lain-lain. Dalam rangka pengelolaan perlu dilakukan kegiatan penyususnan rencana, yang menjangkau kedepan untuk memperbaiki keadaan dan memenuhi fungsi kebutuhan dikemudian hari, menentukan tujuan yang hendak ditempuh, menyusun  program yang meliputi pendekatan, jenis, dan urutan kegiatan, menetapkan rencana biaya yang diperlukan, serta menentukan jadwal dan proses kerja.
Pada fungsi manajemen pendidikan sebagai suatu perencanaan diperlukan tinjauan psikologis khususnya terhadap potensi-potensi yang dimiliki manusia dihubungkan dengan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam fungsi perencanaan perlu diperhatikan perencaan terhadap individu selaku perencana dan pelaksana dari perencaaan yang telah dibuat sebelumnya yang memperhatikan aspek pembawaan seseorang. Menurut Purwanto (2010:26), tiap-tiap orang atau individu memiliki pembawaan watak, intelejensi, sifat-sifat dan sebagainya yang  berbeda-beda. Dengan perbedaan tersebut maka dalam perencanaan diperlukan perhatian besar terhadap kharakteristik individu seperti pada perencanaan pendidikan dalam menentukan kebutuhan, strategi, serta isi kurikulum. Perlu diperhatikan pemahaman mengenai perkembangan individu seperti pada peserta didik yaitu sejak masa sensori motor hingga ketahapan formal operasional. Dengan demikian perencanaan yang dilandaskan atas pemahaman konsep psikologi akan mengarahkan kepada tujuan yang diharapkan serta dapat terlaksana dengan baik, karena telah memperhatikan aspek kemanusiaan melalui pertimbangan terhadap objek  formal psikologi yaitu manusia.
Fungsi kedua ialah fungsi organisasi, meliputi pengelolaan ketenagaan, sarana dan prasarana, distribusi tugas dan tanggung jawab, dalam pengelolaan secara integral untuk itu diperlukan kegiatan-kegiatan seperti mengidentifikasi jenis  tanggung jawab dan wewenang serta merumuskan aturan hubungan kerja. Melalui kegiatan pengelolaan ketenagaan dalam fungsi organisasi perlu didasarkan atas pertimbangan konsep psikologi agar dapat mengoptimalisasikan efektivitas menyeluruh dalam organisasi untuk mencapai apa yang telah direncanakan sebelumnya. Manajemen pendidikan perlu dilaksanakan secara sinergistis antar sistem khusunya dikaitkan atas keberadaan organisasi sebagai himpunan pelaksana dalam manajemen pendidikan yang telah terstruktus secata sistematis dengan fungsi dan perannya masing-masing.
Tinjauan aspek psikologi yang tampak pada sebuah organisasi dapat dilihat pada perwujudan perilaku seperti melalui penekanan pada kebiasaan bekerja yang baik sehingga kinerja akan menjadi optimal melalui proses pelatihan dan kebiasaan. Kebiasaan dalam organisasi  akan timbul karena proses penyusustan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulus yang berulang-ulang. Selain aspek kebiasaan yang juga perlu mendapat perhatian adalah peninjauan keterampilan dalam organisasi. Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai  dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu (Syah, 2010:117).
Fungsi ketiga adalah fungsi koordinasi yang berupaya menstabilakan antara berbagai tugas, tanggung jawab dan kewenangan untuk menjamin pelaksanaan dan berhasilnya program pendidikan. Dalam fungsi koordinasi sangat berkaitan dengan proses interaksi timbal balik yang terjadi khususnya antara fungsi masing-masing individu dalam suatu organisasi dan tidak terlepas pula dari tinjauan perilaku yang terjadi pada proses pelaksanaan manajemen pendidikan. Khodijah (2011:6) menjelaskan meski perilaku merupakan manifestasi atau wujud penampilan dari kondisi kejiwaan, namun tidak berarti bahwa kondisi kejiwaan (psikis) yang sama  akan menghasilkan perilaku yang sama pula.
Sebagai contoh dalam koordinasi diperlukan pertimbangan yang matang dalam pengambilan keputusan dan komunikasi yang baik. Apabila disertai dengan emosional yang negatif maka fungsi koordinasi tidak akan terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan sebab menurut Woodwort dalam Khadijah (2011:6) menjelaskan  perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu sebenarnya tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus  atau rangsangan mengenai individu. Koordinasi sangat dipengaruhi oleh sikap individu dalam sebuah organisasi. Ellis dalam Purwanto (2010:141)  menjelaskan bahwa sikap sangat memerlukan peranan penting karena dipengaruhi oleh faktor perasaan atau emosi serta kecenderungan untuk bereaksi atas respon yang  didapatkan. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif yaitu like (senang) atau  dislike (tidak senang). Koordinasi yang dilakukan melalui proses interaksi yang baik dan menyenangkan akan membawa kebaikan pula ke arah tujuan perencanaan, permasalahn sebaliknya akan terjadi bila proses interaksi tidak berlangsung dengan baik dan tidak menyenangkan.
Fungsi keempat yaitu motivasi yang dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi proses dan keberhasilan program pelatihan dalam manajeman. Duncan dalam Purwanto (2010:72)  mengemukakan  bahwa didalam konsep manajemen, motivasi beberti setiap usaha yang didasari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi.
Kemudian Campbell adalam Purwanto (2010:71) menambahkan rincian  dalam definisi motivasi  yang didalamnya mencakup arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respon, dan kegigiha tingkah laku. Dengan demikian motivasi akan mampu menggerakkan, mengarahkan, dan menjada tingkah laku seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu.


Daftar Pustaka

Jalaluddin. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Woodworth. 1955. Psychology A Study Of Mental Life. Methuen & Co.Ltd: London.

Soebagio, A. 2002. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta:  Ardadizya Jaya.

Khodijah. 2011. Psikologi Pendidikan. Palembang : Grafika Telindo Press.

Purwanto, N. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Syah, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sa’ud, S. 2009. Perencanaan Penddidikan. Bandung: Rosdakarya.